#navbar-iframe{height:0px;visibility:hidden;display: none !important}
Maklumat Pengajian & Program Majlis Ta'lim Rahmatan Lil A'lamin ... Sila klik Majlis Ilmu atau Program Dakwah...

Khamis, 24 Jun 2010

Sejarah Berulang

Al-Quran telah merekam sebuah zaman yang sangat gelap. Kebodohan dan kesombongan menjadi kebanggaan. Anak-anak kecil laki-laki yang baru lahir dibunuh begitu saja. Fir’aun, yang pada waktu itu paling berkuasa, mengaku dirinya tuhan. Saat itu, lahirlah seorang bayi bernama Musa. Kelak ia terpilih sebagai nabi yang membawa ajaran kebenaran, membangkitkan kemanusiaan, dan menyelamatkan manusia dari kesesatan. Selain kisah Musa AS, baik sebelum maupun sesudahnya, kisah-kisah dibangkitkannya seorang nabi memenuhi lembaran-lembaran sejarah di setiap zaman.
Pertengahan abad keenam Masehi, zaman seperti itu muncul kembali. Syaikh An-Nadwi melukiskannya sebagai puncak zaman hancurnya kemanusiaan. Akal, yang Allah berikan kepada mereka, digusur dengan minuman keras, yang sangat merajalela. Manusia pada waktu itu tidak lagi berjalan dengan akalnya, melainkan disetir oleh hawa nafsu kebinatangannya. Yang kuat memeras yang lemah. Wanita tidak lagi dianggap sebagai manusia, melainkan semata-mata simbol seks dan pemuas hawa nafsu. Aqidah yang dibawa para nabi sebelumnya, lenyap ditelan kebodohan. Mereka tidak lagi menyembah Allah, Pencipta alam semesta, melainkan menyembah patung-patung yang mereka ciptakan sendiri. Buku-buku suci yang dibawa para nabi, mereka gerogoti kewahyuannya.
Jazirah Arab waktu itu benar-benar dalam puncak kegelapan dan kerendahan moral. Sayyid Quthub menggambarkan, kezhaliman pada saat itu menjadi suatu keharusan. Jika tidak berbuat zhalim, pasti dizhalimi. Minuman yang memabukkan bukan hanya kebiasaan, melainkan sebuah kebanggaan. Berganti-ganti pasangan merupakan hal biasa. Wanita hanya dijadikan tempat pelampiasan nafsu bejat kaum lelaki. Kemanusiaan di Jazirah Arab saat itu benar-benar berada pada titik nadir. Pada zaman itu, seseorang bernama Abrahah tiba-tiba berniat untuk menghancurkan Ka’bah, tempat yang sangat Allah sucikan. Suatu tindakan kebodohan yang demikian jelas. Abrahah benar-benar ingin menghancurkan Rumah Allah itu.
Ia dan pasukan gajahnya sudah berangkat dari Yaman menuju Makkah. Namun Allah Mahatahu akan niat jahat Abrahah. Sebelum mereka mencapai tujuannya, Allah segera mengirimkan burung-burung Ababil, menyebarkan kepada mereka batu-batu api neraka yang menghanguskan.
Pada tahun yang sama dengan peristiwa tersebut, terlahirlah seorang bayi nan mulia bernama Muhammad dari rahim suci seorang ibu bernama Aminah. Hari itu tepatnya tanggal 12 Rabi’ul Awal, tahunnya kemudian dikenal dengan Tahun Gajah.
Muhammad, dialah yang kemudian Allah pilih sebagai rasul pembawa risalah Islam. Kepadanya Allah turunkan Al-Quran sebagai petunjuk jalan kehidupan.
Setelah melewati berbagai gejolak perjuangan yang banyak menumpahkan darah dan air mata, muncul zaman baru yang sangat mengagumkan bagi bangkitnya kemanusiaan. Manusia yang benar-benar manusia, tunduk kepada Allah, Pencipta segala makhluk. Keadilan benar-benar ditegakkan, dan kezhaliman dihancurkan. Wanita dihargai kemanusiannya, minuman keras dilarang, karena merusak akal dan pikiran. Kejahiliyahan pun diperangi dan dimusnahkan.
Islam adalah agama yang mengatur hidup dan kehidupan manusia. Ajaran-ajarannya menjadi acuan bagi siapa saja, pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa, untuk meniti kehidupan yang lebih baik dan harmonis dalam ridha Sang Pencipta. Rambu-rambunya diletakkan untuk dijadikan pedoman perjalanan hidup untuk selamat sampai tujuan.
Jika ada rambu yang dilanggar, akibat buruk akan menimpa pelanggar itu, dan tak jarang juga menimpa orang lainnya. Lihatlah, sebuah kecelakaan di jalan raya, korbannya tidak hanya pelaku pelanggaran, tapi juga menimpa pengguna jalan yang lain.
Demikianlah. Zaman berganti zaman. Tujuh abad setelah masa keemasan Islam, umat manusia kembali diliputi kegelapan. Mereka banyak meninggalkan ajaran-ajaran agama yang telah menyelematkan kaum terdahulu dari kebinasaan. Kerusakan semakin menjadi-jadi. Hingga saat ini.
Potret kehidupan masyarakat zaman modern sekarang kembali penuh dengan proses penghancuran kemanusiaan, mirip dengan zaman Jahiliyah sebelum Nabi SAW dilahirkan. Minuman keras disahkan, aurat wanita dipertontonkan, kezhaliman merajalela di sana-sini. Yang kuat memeras dan menghancurkan yang lemah. Ajaran Allah tidak dihiraukan, bahkan ditinggalkan. Orang-orang yang mencintai Allah dicemooh dan mendapatkan banyak tentangan, atau minimal banyak yang tidak menghiraukan ajakannya.