#navbar-iframe{height:0px;visibility:hidden;display: none !important}
Maklumat Pengajian & Program Majlis Ta'lim Rahmatan Lil A'lamin ... Sila klik Majlis Ilmu atau Program Dakwah...

Rabu, 23 Jun 2010

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Kita mengingat pada tanggal 8 Jumadil tsani tahun 13 H adalah wafatnya sayyidina Abi Bakr As Shiddiq radiyallahu ‘anhu wa ardaahu. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa wafatnya sayyidina Abu Bakr As Shiddiq adalah dalam seindah-indah keadaan. Ketika itu ia bertanya kepada putrinya Aisyah Ra: “Aisyah, Rasulullah ketika wafat dikafani dengan berapa kain kafan?”, Aisyah menjawab: “ dengan 3 kain kafan wahai ayah”, kemudian sayyidina Abi Bakr bertanya lagi: “ kita mempunyai berapa kain kafan?”, maka saayidah Aisyah berkata: “tiga helai ayah, namun yang satu kotor terkena kunyit”, sayyidina Abi Bakr berkata: “ cuci saja yang satu itu dan persiapkan”, maka sayyidah Aisyah berkata: “ wahai ayah beli saja yang baru karena kain ini telah terkena kunyit”, maka sayyidina Abi Bakr berkata : “ yang hidup lebih berhak memakai yang baru daripada yang wafat, sudahlah yang itu saja dipersiapkan”, kemudian beliau bertanya: “ wahai Aisyah wafatnya Rasulullah pada hari apa?”, ini menunjukkan bahwa keadaan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq sudah setengah sadar, maka dijawab oleh sayyidah Aisyah radiyallahu ‘anha: “ beliau wafat pada hari Senin wahai ayah”, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata: “ hari ini, hari apa?”, “hari senin wahai ayah” jawab sayyidah Aisyah, maka sayyidina Abu Bakr berkata: “ aku berharap hari ini sebelum terbenamnya matahari aku wafat”, maka di hari itu juga sebelum terbenamnya matahari beliau pun wafat. Hadirin hadirat, kejadian ini terjadi pada tahun 13 H yaitu 14 abad yang silam. Namun saat ini kembali kita mengingat hari mangkatnya khalifah pertama yang sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sangat mencintai para ahlu bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga sebagian fitnah muncul yang mengatakan bahwa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq itu tidak disukai atau telah menyakiti perasaan sayyidah Fathimah Az Zahra’ Ra, dijelaskan di dalam Fathul Bari Bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq setelah kejadian tanah fadak, menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mewariskan apa-apa, maka terdengar kabar bahwa sayyidah Fathimah tidak enak diri dengan perkataan Abu Bakr, maka datanglah sayyidina Abu Bakr ke rumah sayyidah Fathimah Az Zahra’ kemudian ia mengetuk pintu dan dibuka oleh sayyidina Ali bin Abi thalib suami sayyidah Fathimah dan berkata: “ ada apa wahai Khalifah?”, maka berkata sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra :” bisakah engkau izinkan aku untuk bertemu sayyidah Fathimah Az Zahra’ untuk meminta maaf jika aku mempunyai kesalahan atau barangkali aku telah menyinggung perasaannya”, maka sayyidina Ali datang kepada istrinya sayyidah Fathimah dan berkata:” wahai putri Rasulullah, apakah engkau izinkan Khalifah Abu Bakr untuk masuk, ia datang untuk meminta maaf “, maka sayyidah Fathimah berkata: “ jika engkau izinkan maka aku pun mengizinkan”, maka sayidina Abu Bakr As Shiddiq masuk dan beliau tidak keluar dari rumah Fathimah sebelum ia ridha dan memberi maaf atas sesuatu yang mungkin telah menyinggung perasaan sayyidah Fathimah. Dan sebelum sayyidina Abu Bakr wafat sayyidah Fathimah telah wafat terlebih dahulu setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dijelaskan dalam riwayat yg kuat, bahwa saat wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika itu sayyidina Mu’adz bin Jabal Radiyallahu ‘anhu sedang berdakwah di Yaman, tiba- tiba di dalam tidurnya ia mendengar suara yang memanggil : “ Wahai Mu’adz apakah engkau bisa tidur sedangkan jasad Rasulullah sudah berada di dalam tanah!”, maka Mu’adz bin Jabal bangun dan ternyata ia bermimpi, maka ia tidur lagi kemudian ia mendengar suara yang sama memangginya :” Wahai Mu’adz, apakah engkau bisa tidur sedangkan jasad Rasulullah telah berada di dalam tanah!”, maka ia pun bangun dan melakukan shalat tahajud dan setelah shalat subuh ia membuka dan membaca Al qur’an dan ayat pertama kali yang ia baca adalah, firman Allah subhanahu wata’ala:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
( الزمر : 30 )
“ Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”. ( QS. Az Zumar: 30 )
Maka setelah membaca ayat itu sayyidina Mu’adz langsung berangkat ke Madinah Al Munawwarah dan belum sampai ke Madinah beliau bertemu dengan kaum Anshar dan mereka mengatakan bahwa Rasulullah telah wafat , maka ia kembali melihat surat Rasulullah yang ditandatangani oleh stempel Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan ia pun menangis, kemudian ia datang ke rumah sayyidah Fathimah Az Zahra’dan beliau berkata: ” wahai Mu’adz, Rasulullah kirim salam kepadamu, kata Rasulullah jika Mu’adz datang maka sampaikan salam rinduku untuk Mu’adz bin Jabal”, maka sayyidina Mu’adz ziarah ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ia kemudian kembali lagi ke Yaman karena diperintahkan oleh Rasul untuk tetap kembali lagi ke Yaman.