#navbar-iframe{height:0px;visibility:hidden;display: none !important}
Maklumat Pengajian & Program Majlis Ta'lim Rahmatan Lil A'lamin ... Sila klik Majlis Ilmu atau Program Dakwah...

Jumaat, 17 September 2010

“ Wahai Allah berilah kepadaku mati syahid di kota utusan-Mu “


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Keadaan para pecinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, wafat mereka dalam keadaan rindu kepada sayyidina Muhammad. Dalam riwayat yang tsiqah disebutkan ketika sayyidina Bilal bin Rabah dalam keadaan sakaratul maut, maka ia terengah-engah dan terlihat menahan sesuatu, maka istrinya berkata: "betapa beratnya sakaratul mautmu Bilal", maka Bilal berkata: "tidak, bukannya aku menahan sakitnya sakaratul maut tetapi menahan ingin segera berjumpa dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan pasukannya, ini bukanlah getaran sakit melainkan getaran kerinduan untuk segera berjumpa dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan pasukannya", maka ia pun menghembuskan nafas yang terakhir dalam rindunya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan sayyidina Muhammad di saat akan wafat beliau berdoa:

اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ َموْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي

" Wahai Allah, pedihkan sakaratul mautku dan ringankanlah untuk ummatku"

Ingat beliau menahan pedihnya sakaratul maut dan tidak satupun ummatnya yang menahan pedihnya sakaratul maut kecuali telah teringankan dan terambil sebagian pedihnya oleh sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga di saat itu Jibril As memalingkan wajahnya tidak mau melihat wajah sang nabi, maka ketika itu Rasulullah berkata: " wahai Jibril, mengapa engkau memalingkan wajahmu dariku, apakah engkau tidak ingin melihatku?", maka Jibril As berkata: "Aku tidak tahan melihat engkau kesakitan wahai Rasulullah". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari:

لَا إِلَهَ إِلَّا الله إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

"Laa ilaha illallah ( tiada Tuhan selain Allah), sungguh kematian itu sangat pedih" 






Beliau yang meminta kepada Allah untuk ditambahkan sakit dan pedihnya sakaratul maut untuk beliau dan meringankan kepedihan sakaratul maut ummatnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Disebutkan dalam sebuah riwayat ketika wafatnya Khalifah pertama sayyidina Abi Bakr As Shiddiq Ra, maka tercium bau hati yang terbakar dari mulutnya, dan ada dua pendapat tentang hal ini, sebagian pendapat mengatakan bahwa itu disebabkan racun yang ia makan saat ia makan mendahului Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena setiap makanan beliau dulu yang memakannya agar tau apakah makanan itu beracun atau tidak, jika beracun maka ia yang akan wafat terlebih dahulu jangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Suatu hari beliau memasukkan makanan yang terdapat racun kedalam mulutnya dan ketika itu Rasulullah berkata: "makanan ini berkata bahwa ia telah dimasukkan racun, jangan dimakan!", namun Abu Bakr As Shiddiq sudah memasukkan kedalam mulutnya agar Rasulullah tidak memakannya lebih dulu jika makanan itu ada racunnya, maka racun itulah yang menyebabkan jantung beliau terbakar. Namun pendapat lain mengatakan bahwa terbakarnya jantung beliau itu karena menahan kerinduan untuk berjumpa dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Hal ini terbukti, putrinya sayyidah Aisyah ummul mu'minin Ra berkata bahwa setiap malam selesai sayyidina Abu Bakr shalat tahajjud terdengar seperti suara air mendidih dari tenggorokan beliau karena menahan tangisan rindu untuk berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yang pertama kali menyusul wafat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah putrid beliau sayyidah Fathimah Az Zahra' Ra, ketika akan wafat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya dan berkata: "wahai Fathimah, aku mohon izin kepadamu untuk mangkat", maka menangislah sayyidah Fatimah. "Dan engkaulah orang yang pertama kali akan menyusulku, wahai Fathimah", kata Rasulullah. Maka setelah itu sayyidah Fathimah tersenyum, dan enam bulan kemudian setelah wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sayyidah Fathimah wafat menyusul ayah tercintanya. Demikian pula wafatnya sayyidina Umar bin Khattab Ra, ketika ia sudah ditusuk dari beberapa arah, ia terengah-engah meminta susu kemudian ia dibawa ke rumahnya dan diberi minum susu, dan susu itu keluar dari perut bekas lukanya, ia tau bahwa sakaratul maut sudah dekat maka ia memanggil putranya sayyidina Abdullah bin Umar dan berkata: "wahai Abdullah, pergilah engkau kepada sayyidah Aisyah ummul mu'minin, dan katakan padanya jika diizinkan aku ingin dikuburkan disebelah makam Rasulullah", inilah wasiat terakhir Umar bin Khattab. Maka sayyidina Abdullah menemui sayyidah Aisyah dan diizinkan oleh sayyidah Aisyah karena Rasulullah memang dimakamkan di rumah sayyidah Aisyah RA. Sayyidina Abdullah datang kepada sayyidna Umar dan menemui beliau teresengal-sengal menahan sakaratul maut dan berkata: "wahai putraku Abdullah apa yang sayyidah Aisyah katakan?", maka sayyidina Abdullah bin Umar berkata: "sudah diizinkan wahai Ayah", kemudian sayyidina Umar bersandar dan berkata: "Demi Allah, tidak ada yang lebih aku harapkan daripada dikuburkan di sebelah makam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam", demikian yang diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari. Dan di masa hidupnya beliau selalu berdoa:

اَللّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةَ في بَلَدِ رَسُوْلِك

“ Wahai Allah berilah kepadaku mati syahid di kota utusan-Mu “

Demikian pula wafatnya sayyidina Utsman bin Affan Ra, di hari terakhir dalam hidupnya ia bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berkata: "Wahai Utsman, apakah engkau mau berbuka bersama kami, jika ia maka kamu berpuasalah esok hari", maka keesokan harinya sayyidina Utsman berpuasa, dan di saat mendekati maghrib datanglah orang ke rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya kemudian menghunuskan pedang ke kepala beliau, dan wafatlah sayyidina Utsman di waktu maghrib memenuhi panggilan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk berbuka bersama puasa bersama beliau. Demikian pula wafatnya sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw Ra, dalam beberapa hari sayyidina Ali terus berkata: "mana orang yang telah dikatakan oleh Rasulullah bahwa dia akan datang dan memukul kepalaku dengan pedang di saat aku shalat sehingga darahku mengalir?!", karena Rasulullah telah mengabarkan hal itu kepada sayyidina Ali : "Wahai Ali, hari perjumpaanmu denganku adalah ketika seseorang datang kepadamu diwaktu engkau shalat dan memukul kepalamu dengan pedang sampai darah mengalir dan menetes ke jenggotmu, maka di saat itulah engkau akan bertemu denganku", maka sayyidina Ali menanti-nanti orang itu yang akan memukul kepalanya dengan pedang karena ingin segera bertemu dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian keadaan mereka para pecinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Juga diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Anas bin Malik Ra ketika akan wafat ia berwasiat agar di kafannya dimasukkan beberapa helai rambut dan sapu tangan bekas mengelap keringat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, untuk apa? karena tidak mau berpisah dengan Rasulullah, meskipun itu hanyalah rambut tapi itu adalah bagian dari tubuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, demikian cinta sayyidina Anas bin Malik dan para sahabat lainnya Radiyallahu 'anhum kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan cinta itu terus terwariskan dari zaman ke zaman, semoga terwariskan juga kepadaku dan kalian, serta keturunanku dan keturunan kalian, amin Ya Rabbal 'alamin.