#navbar-iframe{height:0px;visibility:hidden;display: none !important}
Maklumat Pengajian & Program Majlis Ta'lim Rahmatan Lil A'lamin ... Sila klik Majlis Ilmu atau Program Dakwah...

Rabu, 28 Julai 2010

Mencintai Rasulullah SAW dengan mengetahui nama-namanya

Saudaraku! Marilah kita lebih mendekatkan diri kepada Rasulullah SAW. Mari kita mengenalnya dengan lebih dekat lagi. Kenalilah nama-namanya dan maknanya yang indah.
Rasulullah SAW bersabda ,”Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku Ahmad, aku al-Mahi yang sebab diriku Allah menghapuskan kekafiran, aku al-Hasyir tempat manusia akan berkumpul dan aku al-Aqib”.
Apa erti nama-nama ini?
Saudaraku! Marilah kita telusuri makna nama-nama ini.
Nama pertama : Muhammad
Muhammad, bererti yang terpuji, berasal dari akar kata hamd (pujian). Pujian diberikan dan dipersembahkan pada Baginda SAW. Muhammad adalah sebuah nama bagi orang yang melakukan perbuatan yang mulia dan agung, sehingga dia berhak mendapatkan pujian atas perbuatannya dan orang akan terus memujinya. Tak sekali pujian, tetapi terus menerus; berkali-kali. Inilah makna nama pertama beliau.

Rasul shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Tabuk

Hadirin hadirat jika bulan sya’ban ini adalah kejadian perang ta’buk yang terjadi pada tahun 9 hijriyah di bulan sya’ban diriwayatkan didalam shahih Bukhari bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju Tabuk pada hari kamis, keluarnya hari kamis dan Rasul menyukai kalau mushafir, kalau keluar kota senang hari kamis walaupun sering hari lain, dan beliau senang kalau keluar kota itu hari kamis lebih Beliau senangi daripada hari lainnya. Didalam tafsir imam ibn hisyam dan juga didalam Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari juga dijelaskan didalam riwayat lainnya bahwa kejadian perang Tabuk adalah di Bulan Sya’ban dimana saat itu disebut “perang sulit” (Ghazwatul ‘Usrah). Atau Juyushul ‘Usrah yaitu pasukan yang sangat sulit, dimasa yang sangat sulit karena saat itu sedang panas yang sangat terik yang membuat para sahabat berat, saat itu Muhajirin dan Anshor berat berangkat, yang kedua Rasul maunya ke wilayah Tabuk, Tabuk itu sampai diujung pantai wilayah Romawi, kenapa? karena saat itu pasukan Romawi sudah sampai keujung laut yang mendekati ke Jaziratul Arab sudah mau menuju Madinah maka Rasul ingin menahan pasukan Romawi itu jangan sampai masuk ke wilayah Jaziratul Arab dan menguasai sampai menembus Madinah, maka di tahan disana sebelum sampai.
Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam perjalanannya sangat jauh, kalau Badr kan Cuma jaraknya antara Makkah dan Madinah hanya 300 Km, ini perjalanan di dalam satu riwayat hampir 20 hari menuju Tabuk.
Hadrin Hadirat yang dimuliakan Allah,
Maka itu di sebut Juyusyul ‘Usrah ( yaitu pasukan yang berangkat dengan kesulitan)
Berat karena apa ? cuaca sedang sangat panas, hingga berkata kaum Munafikin kepada Ubay bin Salul, ia berkata :
“Jangan keluar disaat terik begini”
karena di saat itu juga lagi musim panennya kurma (kurma panennya disaat musim panas) jadi kurma lagi panen, kasarnya begini :
“pertanian kalian ini harus di panen, waktunya panen, mau berangkat perang di tinggal, busuk nanti panennya, saat waktunya panen panas terik pula berangkat ketempat jauh lagi di Tabuk”
Maka saat itu Allah subhanahu wata'ala menjawab Ubay bin Salul :
وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ، فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Allah subhanahu wata'ala berfirman :
“mereka diantaranya berkata, jangan keluar disaat waktu yang panas untuk ikut bersama Rasul, katakan Neraka itu lebih panas dari pada panas yang mereka lihat, api Neraka Jahanam jauh lebih panas, mereka hanya bisa tertawa sebentar menikmatinya, menikmati panen berapa minggu, lalu mereka nanti waktunya wafat terus menangis dengan tangisan yang kekal, mereka menangis abadi dalam tangisannya” (QS Attaubah 81-82)

Rabu, 14 Julai 2010

Jum Belajar Solat

 
Bahagian Pertama

Bahagian Kedua

   
Bahagian Ketiga
 

Bahagian Keempat

Air Mata Rasulullah SAW

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Isnin, 5 Julai 2010

final kehidupan

Belahan Jiwa Rasulullah SAW

Kita mengenal satu sosok manusia yang sangat dicintai oleh Rasulullah saw, manusia yang paling disayang Rasulullah. Siapa? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Ini haditsnya baru kita baca. “Fatimah badh’atun minniy..” Putriku Fatimah itu belahan dari tubuhku. Tapi Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari lebih menekankan kepada belahan jiwaku. Maksudnya yang paling kucintai. “..aghdhabaniy man aghdhabaha” siapapun yang membuatnya marah akan membuatku marah. Kalimatnya sangat singkat, tapi kalau kita perdalam maknanya Rasulullah itu tidak pernah marah untuk dirinya. Rasulullah itu marah hanya karena Allah saja semata. Kalau sudah urusan haknya Allah, baru Rasul saw marah. Berarti orang yang menyinggung perasaan Sayyidatuna Fatimah Azzahra berurusan dengan kemurkaan Allah. “..faman aghdhabaha aghdhabaniy” yang membuatnya marah akan membuatku marah. Ini adalah satu isyarat daripada hadits Nabi saw, betapa cinta Allah kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra, sehingga Rasul murka dengan orang yang membuat Sayyidatuna Fatimah Azzahra marah.

Putri Rasulillah. Ketika Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw mengirimkan istrinya yaitu Sayyidatuna Fatimah Azzahra, karena tidak tega melihat Sayyidatuna Fatimah tangannya ini luka – luka karena menumbuk padi sendiri, menumbuk gandum sendiri untuk makanan anak – anaknya Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. Tangan yang demikian lembut mulai tergores – gores dan berdarah. Sayyidina Ali bin Abi Tholib tidak tega, kalau begitu coba minta pada Rasulullah khadim. “Banyak koq yang mau berkhadim kepada kita”, kata Sayyidina Ali bin Abi Tholib. Sayyidatuna Fatimah datang kepada Rasul saw. Rasulullah berdiri, . Diriwayatkan didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa Rasul itu berdiri untuk menyambut Sayyidatuna Fatimah Azzahra, teriwayatkan dalam banyak hadits shahih. Ini dalil berdirinya kita untuk orang yang kita cintai. Rasulullah datang, Sayyidatuna Fatimah berdiri.

Senyum Nabi

Saat menikahkan putri bungsunya, Sayyidah Fatimah Az Zahrah, dengan sahabat Ali bin Abi Thalib, Baginda Nabi Muhammad SAW tersenyum lebar. Itu merupakan peristiwa yang penuh kebahagiaan.

Hal serupa juga diperlihatkan Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, pembebasan Makkah, karena hari itu merupakan hari kemenangan besar bagi kaum muslimin.
“Hari itu adalah hari yang penuh dengan senyum panjang yang terukir dari bibir Rasulullah SAW serta bibir seluruh kaum muslimin” tulis Ibnu Hisyam dalam kita As Sirah Nabawiyyah.

Rasulullah SAW adalah pribadi yang lembut dan penuh senyum. Namun, beliau tidak memberi senyum kepada sembarang orang. Demikian istimewanya senyum Rasul sampai-sampai Abu Bakar dan Umar, dua sahabat utama beliau, sering terperangah dan memperhatikan arti senyum tersebut.

Misalnya mereka heran melihat Rasul tertawa saat berada di Muzdalifah di suatu akhir malam. “Sesungguhnya Tuan tidak biasa tertawa pada saat seperti ini,” kata Umar. “Apa yang menyebabkan Tuan tertawa?” Pada saat seperti itu, akhir malam, Nabi biasanya berdoa dengan khusyu’.

Menyadari senyuman beliau tidak sembarangan, bahkan mengandung makna tertentu, Umar berharap, “Semoga Allah menjadikan Tuan tertawa sepanjang umur”.

Atas pertanyaan diatas, Rasul menjawab, “Ketika iblis mengetahui bahwa Allah mengabulkan doaku dan mengampuni umatku, dia memungut pasir dan melemparkannya kekepalanya, sambil berseru, ‘celaka aku, binasa aku!’ Melihat hal itu aku tertawa.” (HR Ibnu Majah)

Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menulis, apabila Rasul dipanggil, beliau selalu menjawab, “Labbaik”. Ini menunjukkan betapa beliau sangat rendah hati. Begitu pula, Rasul belum pernah menolak seseorang dengan ucapan “tidak” bila diminta sesuatu. Bahkan ketika tak punya apa-apa, beliau tidak pernah menolak permintaan seseorang. “Aku tidak mempunyai apa-apa,” kata Rasul, “Tapi, belilah atas namaku. Dan bila yang bersangkutan datang menagih, aku akan membayarnya.”

Banyak hal yang bisa membuat Rasul tertawa tanpa diketahui sebab musababnya. Hal itu biasanya berhubungan dengan turunnya wahyu Allah. Misalnya, ketika beliau sedang duduk-duduk dan melihat seseorang sedang makan. Pada suapan terakhir orang itu mengucapkan. “Bismillahi fi awalihi wa akhirihi.” Saat itu beliau tertawa. Tentu saja orang itu terheran-heran.

Jumaat, 2 Julai 2010

perhiasan yang berharga

Pada setiap tempat engkau akan mendapatkan kegelapan dalam hidupmu, maka tidak ada yang mesti engkau lakukan kecuali menghidupkan lentera yang ada di dalam jiwamu. Optimislah walaupun engkau berada dalam terpaan bencana. Besok kita menanti pohon raihan akan berbunga, kesedihan akan sirna dan kebahagiaan akan menjelma. Emasmu adalah agamamu, perhiasanmu adalah akhlakmu, dan hartamu adalah budi pekertimu. Setiap manusia akan hidup; orang yang mempunyai istana dan orang yang hidup didalam gubuk…akan tetapi siapakah yang bahagia? Biarkanlah orang yang zalim dihadapkan pada pengadilan akhirat, yang pada saat itu tidak ada hakim kecuali Allah. Penyakit adalah berita yang membawa kabar gembira dan sehat adalah perhiasan yang berharga.